OVER POPULATION
I.
Pengertian Dasar Tentang
Kependudukan
Para ahli membedakan
antara ilmu kependudukan (demografi) dengan studi-studi tentang kependudukan (population studies). Demografi berasal
dari bahasa Yunani demos: penduduk dan Grafien: tulisan atau dapat diartikan tulisan
tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah, persebaran dan
komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari
waktu ke waktu. Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang
bersifat kualitatif. Demografi yang bersifat kuantitatif (kadang-kadang disebut
Formal Demography – Demography Formal) lebih banyak menggunakan
hitungan-hitungan statistik dan matematik. Tetapi Demografi yang bersifat
kualitatif lebih banyak menerangkan aspek-aspek kependudukan secara deskriptif
analitik. Sedangkan studi-studi kependudukan mempelajari secara sistematis perkembangan,
fenomena dan masalah-masalah penduduk dalam kaitanny adengan situasi sosial di
sekitarnya.
2.2 Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan
sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat
terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan
keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010
mencapai angka 237.641.326.
Dari
tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun
1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.
Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan
menjadi masalah yang sangat rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal
dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi lain terdapat kepentingan yang
terkait dengan permasalah lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran
sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua
hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian
yang sama demi keseimbangan alam.
Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah
penduduk yang besar adalah dalam penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan
bahan pokok menuntut orang untuk berkerja dan encari nafkah. Namun, penyedia
lapangan kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah penduduk lebih
senang untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari
pekerjaan daripada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru
yaitu pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio
ketergantungan tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk
penduduknya yang dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan
menjadi tinggi.
Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai
permasalahan lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya
membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun
lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencanaan yang matang
sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya jumlah
penduduk Indonesia.
2.3 Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan
jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang mempengaruhinya.
Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya laju
pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat.
Semakin
besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan
ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan
kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan
berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting
adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di
Indonesia. Dari situlah muncul program KB dan kini
ditangani oleh BKKBN.
Apabila
tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi
berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya
manusia yang menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak
negatif bagi kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu,
usaha untuk menekan laju pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang
ditawarkan pemerintah harus didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan
alat kontrasepsi, penundaan usia perkawinan, dll sehingga penurunan laju
pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.
2.4 Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan
penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas
wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus
penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar
provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di
Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau
Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini
menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi,
dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha
untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan
pemerataan pembangunan.
Faktor faktor
yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:
a. Kesuburan
tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat
dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
b. Iklim, wilayah
yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak
disenangi sebagai tempat tinggal
c. Topografi atau
bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di
daerah datar
d. Sumber air
e. Perhubangan
atau transportasi
f. Fasilitas dan
juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.
2.5. Masalah Yang Bersifat Kualitatif
2.5.1 Tingkat Kesehatan Penduduk Yang Rendah
Usaha untuk
terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus digalakkan. Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana gambaran tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi. Besarnya kematian yeng
terjadi menujukkan bagaimana kondisi lingkungan dan juga kesehatan pada masyarakat.
Pada tahun 2012, usia
harapan hidup orang Indonesia adalah 72 tahun sedangkan tahun 2011 rata-rata
usia harapan hidupnya 71. Hal ini menujukkan usaha peningkatan dan perbaikan
kualitas kesehatan manusia Indonesia. Angka harapan hidup yang tinggi
menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk
tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan
penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi.
Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang
memenuhi standar kesehatan.
2.5.2 Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran
masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong
rendah. Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk
Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka
lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri,
angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya
pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas
pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikan bangsa Indonesia masih pada angka
5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia.
Akan
tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator
untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan
dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan
punya produktivitas yang tinggi.
Namun
kembali pada kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang
berpendidikan tinggi namun tetap saja menjadi penggangguran. Orang yang
menganggur menjadi beban bagi orang lain. Seperti yang telihat pada grafik di
bawah ini, pengangguran yang di maksud di sini merupakan pengangguran yang
terjadi karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan
usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa
tingkat pengangguran tertinggi berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan
bahwa pendidikan setara SMA belum cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran
yang ada di Indonesia. Lulusan ini masih menjadi pertanda bahwa tingkatan
produktivitas tidak bertambah jika pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya
peningkatan pendidikan serta pendidikan non formal tentunya akan membantu
agar pengangguran tidak menumpuk pada lulusan SMA.
2.5.3 Bnyaknya Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan juga
menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau Indonesia bukan
termasuk negara miskin menurut PBB namun dalam kenyataannya lebih dari 30 juta rakyat
Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih disayangkan lagi,
Indonesia merupkan negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersebar dari
Sabang sampai Merauke. Tapi sungguh memprihatinkan ketika meihat bagaimana
kemiskinan menjadi bagian permasalahan di negeri yang kaya ini.
Secara
garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat signifikan. Hal ini
juga dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati penurunan ini. namun, angka
30 juta masih menjadi permasalahan sendiri mengingat adanya berbagai tujuan
global yang akan di capai tahun 2015.
Selain
kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial menjadi terlihat jelas di
Indonesia. Kaum konglomerat menjadi penguasa namun pemerintah diam saja dengan kemiskinan
yang ada. tidak mengherankan apabila negara Indonesia memiliki jumlah rakyat
miskin yang cukup banyak.
Kemakmuran
berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk,
semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Ini dibuktikan oleh negara yang
miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi sperti
Jepang. Kurangnya perhatian terhadap SDM Indonesia menjadikan rakyat banyak
yang menderita. Seharusnya kenyataan ini menjadikan dasar pertimbangan
kebenaran UUD pasal 33. Dalam hal ini tetap kemakmuran rakyat merupakan hal
utama yang harus di perhatikan demi terciptanya Indonesia yang merdeka
seutuhnya.
2.6. Pembangunan Mempengaruhi Kebudayaan
2.6.1 Jarak Komunikasi Antara Kelompok Etnis
Masih terdapat jarak komunikasi
antara kelompok etnis, hal yang sering menimbulkan konflik budaya seseorang
yang bergerak dari satu kelompiok etnis ke kelompok etnis yang lain. Contoh
migdrasi ke kelompok etnis yang berbeda mungkin menimbulkan pergeseran sistem
nilai budaya yang sudah ada di daerah kelompok etnis penduduk asli, misalnya
menganggap rendah status etnis pendatang (negatif), tetapi mungkin juga etnis
pendatang menjadi penggerak pembangunan di daerah kelompok etnis penduduk asli
(positif).
2.6.2 Pelaksanaan Pembangunan
Pelaksanaan pembangunan
yang terus menerus akan dapat merubah sistem nilai ke arah yang positif dan
negatif.
Pergeseran sistem nilai
yang mengarah ke perbaikan antara lain :
a.
Pola hidup
tradisional, dan bertaraf lokal yang berbau mistis, berubah menjadi pola hidup
modern bertaraf nasional-internasional yang berbasis ilmu pengetahuan dan
teklnologi.
b.
Pola hidup
sederhana yang hanya bergantung pada alam lingkungan, meningkat menjadi pola
hidup modern yang mampu menguasai alam lingkungan dengan dukungan prasarana dan
sarana serta teknologi.
c.
Pola hidup
makmur yang hanya kecukupan sandang, pangan, dan perumahan meningkat menjadi
pola hidup makmur dan juga sehat, teratur, bersih dan senang serta aman sesuai
dengan standar menurut ilmu pengetahuan dan teknologi.
d.
Kemampuan
kerja yang hanya berbasis kekuatan fisik dan pengalaman, meningkat menjadi
kemampuan kerja berbasis keahlian, dan ketrampilan yang didukung teknologi.
Pergeseran sitem nilai
yang mengarah negatif antara lain :
a.
Penggusuran
hak milik seseorang untuk kepentingan pembangunan tanpa prosedur hukum yang
pasti dan tanpa ganti kerugian yang layak, bahkan tanpa ganti kerugian sama
sekali.
b.
Mengurangi
atau meniadakan arti kemanusiaan seseorang memandang manusia sebagai obyek
sasaran yang selalu dikenai penertiban, serta hak asasinya tidak dihargai.
c.
Tindakan sewenang-wenang
dan tidak ada kepastian hukum dalam hubungan antara penguasa / pejabat /
majikan dengan rakyat bawahan /buruh.
2.6.3 Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat menimbulkan konflik dengan tata nilai budaya yang sudah
ada, perubahan kondisi kehidupan manusia, sehingga manusia bingung sendiri
terhadap kemajuan yang telah diciptakan. Hal ini merupakan akibat sifat
ambivalen teknologi yang selain memiliki segi positif, juga memiliki segi
negatif. Sebagai dampak negatif teknologi, manusia menjadi resah. Keresahan
manusia muncul akibat adanya benturan nilai teknologi modern dengan nilai-nilai
tradisional (konvensional). Ilmu pengetahuan dan teklnologi berpihjak pada
suatu kerangka budaya.
2.7 Solusi
Untuk mencapai pemerataan dan keseimbangan dalam
penyebaran penduduk maka salah satu jalan dalam mengatasi masalah kependudukan
ialah dengan mengadakan transmigrasi. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah
lain dalam wilayah Indonesia umumnya orang-orang yang mengikuti program
transmigrasi berasal dari Jawa, Madura, dan Bali, mereka biasanya ditempatkan
di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, dan di bagian Nusantara
yang masih jarang penduduk.
Pemerataan penduduk melalui transmigrasi dianggap penting mengingat kekayaan alam yang merupakan
modal pokok dalam pembangunan nasional, yang masih terpendam dalam bumi
Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Pembangunan di bidang transmigrasi sangat erat hubungannya dengan pembangunan daerah, baik
di daerah asal maupun daerah penerima. Dari berbagai studi telah didapatkan
keterangan tentang keadaan para transmigran umum ketika di daerah asal.
Setiap
Negara wajib menganut Kebijakan Anti Natalis artinya pemerintah berusaha untuk
menekan tingkat kelahiran secara ketat, agar jumlah penduduk setiap Negara
konstan bahkan jumlah penduduk cenderung mengalami penurunan dari tahun ke
tahun. Pemberdayaan seluruh kalangan masyarakat dan mempermudah penduduk untuk
mengakses alat kontrasepsi menjadi langkah awal.
Meningkatkan partisipasi pendidikan dan angkatan kerja
bagi wanita. Jika hal ini terus ditingkatkan akan membangun kesadaran keluarga
kecil yang berkualitas, wanita akan mempertimbangkan untuk mengasuh anak, dan
penundaan perkawinan. Membentuk pola makanan yang sehat dan teratur adalah
langkah awal untuk membantu permasalahan pangan di dunia.
Meningkatkan
produktivitas pertanian, menumbuhkan industrialisasi, dan membangun fasilitas
serta infrastruktur di pedesaan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi urbanisasi
yang menyebabkan produktivitas pertanian di pedesaan menurun. Menciptakan
sumber daya alternatif dan teknik canggih dalam mengelola pangan. Menciptakan
koloni manusia di permukaan dan di dalam laut. Solusi ini masuk akan karena
kita tahu persentase lautan dan daratan adalah 71% : 29%. Jika koloni ini bisa
tercipta, bukan tidak mungkin permasalahan overpopulasi bisa diatasi.
Membuat koloni manusia di luar angkasa. Contoh
seperti di film Elysium (2013). Meski masih dalam angan manusia. Solusi ini
masih masuk akal. Solusi terakhir,
memusnahkan sebagian besar populasi manusia. Meski terdengar kejam, solusi ini
menjadi alternatif terakhir agar populasi manusia tidak punah.
Adapun tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
mengatasi berbagai masalah yang terjadi di Indonesia :
- Mencanangkan program KB
(Keluarga Berencana)
- UU perkawinan
- Pembatasan pemberian
tunjangan hanya sampai anak kedua
- Program transmigrasi
- Pembangunan fokus wilayah
timur
- Pembangunan fasilitas
kesehatan dan rumah sakit umum, pelayanan kesehatan gratis dengan
jamkesmas ataupun jamkesda
- Swasembada pangan
- Penyediaan fasilitas
pendidikan
- Peningkatan kualitas tenaga
pengajar
- Mempelopori riset dan
penemuan baru pada bidang IPTEK
- Optimalisasi peranan BUMN
dalam kegiatan perekonomian
- Penyederhanaan birokrasi
dalam perizinan usaha
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment