Climate Change


1.        Perubahan Iklim


Perubahan iklim adalah terjadinya perubahan kondisi atmosfer, seperti suhu, san cuaca yang menyebabkan suatu kondisi yang tidak menentu. Perubahan ini sangat berdampak luas bagi kehidupan manusia dalam berbagai sektor .
Perubahan iklim juga dapat dikatakan sebagai, keadaan dimana temperatur di bumi mengalami kenaikan dan pergeseran musim. Kenaikan temperatur ini akan menyebabkan terjadinya pemuaian massa air dan permukaan air laut.
Menurut IPCC (2001) menyatakan bahwa perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang panjang (biasanya dekade atau lebih). Selain itu juga diperjelas bahwa perubahan iklim meungki terjadi karena proses alam internal maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah manusia yang terus menerus merubah komposisi atmosfer atau tata guna lahan. Perubahan variabel iklim khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun.
Masalah yang tak kunjung teratasi didunia ini adalah perubahan iklim global. Banyak manusia yang mulai peduli dan menyorotinya. Banyak orang yang acuh tak acuh bahkan begitu paham mengenai arti dan dampak dari perubahan iklim itu sendiri. Mendiskusikan mengenai isu lingkungan terkini dan menambah kesadaran masyarakat dunia akan pelestarian lingkungan hidup sangatlah penting.
Dalam kondisi normal perubahan iklim akan terjadi dengan lambat. Adanya aktifitas manusia dan kemajuan teknologi industry mempercepat terjadinya perubahan iklim ini. Limbah dan asap dari transportasi dan industry berbahan bakar fosil merupakan penyebab utama peningkatan gas rumah kaca diatas atmosfer. Selain itu, industry peternakan, kotoran hewan, dan tumbuhan yang menumpuk mengambil bagian terjadinya peningkatan gas rumah kaca. Kotoran hewan dan timbunan tanaman yang membusuk maupun sampah yang menghasilkan cairan lindi dapat menghasilkan gas metana yang berberan dalam terbentuknya gas rumah kaca diatas atmosfer. Sektor pertanian juga dianggap sebagai penyebab perubahan iklim terutama dari sistem usaha tani yang menggunakan pupuk anorganik serta karena perubahan tata guna lahan dan kehutanan.
2.        Penyebab Perubahan Iklim
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa aktivitas manusia merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim. Selain itu pertambahan populasi penduduk dan pesatnya pertumbuhan teknologi dan industri ternyata juga memberikan kontribusi besar pada pertambahan GRK (Gas Rumah Kaca). Akibat jenis aktivitas yang berbedabeda, maka GRK yang dikontribusikan oleh setiap negara ke atmosfer pun porsinya berbedabeda.
Ada banyak kejadian yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Penyebab-penyebab tersebut adalah :
A.     Kehutanan
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan luas hutan terbesar, yaitu 120,3 juta hektar. Sekitar 17% dari luasan tersebut adalah hutan konservasi dan 23% hutan lindung, sementara sisanya adalah hutan produksi (FWI/GFW, 2001). Namun dari tahun ke tahun luas hutan berkurang. Hal ini disebabkan oleh penebangan liar atau juga kebakaran hutan (disengaja ataupun tidak disengaja). Padahal hutan sangat berperan sebagai penyerap CO2 dan penghasil O2. Dengan kemampuan hutan tersebut dapat mengurangi kadar GRK di udara.
B.     Pemanfaatan Energi  Bahan Bakar Fosil
Saat ini kehidupan manusia sangat tergantung pada energi listrik dan bahan bakar fosil. Ketergantungan tersebut sangat berdampak buruk bagi kehidupan umat manusia. Penggunaan energi fosil seperti, minyak bumi, batu bara, dan gas alam dalam berbagai kegiatan akan memicu bertambahnya emisi GRK di atmosfer.
C.     Pertanian dan Peternakan
Sektor pertanian juga berperan banyak terhadap meningkatnya emisi GRK, khususnya gas metana (CH4) yang dihasilkan dari sawah yang tergenang. Berdasarkan penelitian sektor pertanian menghasilkan emisi gas metana tertinggi di banding sektor-sektor lainnya. Sektor peternakan juga tidak kalah dalam mengemisikan GRK, hal tersebut dikarenakan kotoran ternak yang membusuk akan melepaskan gas metana ke atmosfer.
       D.    Sampah
Sampah turut mengasilkan emisi GRK berupa gas metana walaupun dalam jumlah yang cukup kecil. Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan sekitar 50 kg gas metana. Kegiatan manusia selalu menghasilkan sampah. Sampah merupakan masalah besar yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan bahwa pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah 0,8 kg per hari dan terus meningkat hingga 1 kg per orang per hari pada tahun 2000.

3.        Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim akan memberikan dampak yang sangat besar pada berbagai sektor, diantaranya:
a.      Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian
Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran musim, sehingga musim kemarau menjadi lebih panjang. Hal ini akan menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan. Sehingga Indonesia harus mengimpor beras dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhannya. Secara otomatis, produktivitas di bidang pertanian juga akan menurun.
b.      Dampak Perubahan Iklim terhadap Kenaikan Muka Air Laut
Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini membawa banyak perubahan bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan terumbu karang dan punahnya berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir pantai. Kenaikan muka air laut akan menyebabkan hancurnya tambak-tambak ikan di beberapa daerah, juga dapat merusak terumbu karang yang ada di laut Indonesia.
c.       Dampak Perubahan iklim terhadap Ekosistem
Meningkatnya tingkat keasaman dari laut karena bertambahnya karbondioksida di atmosfer akan membawa dampak negatif pada organisme-organisme laut. Misalnya, hilangnya jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia.
d.       Dampak Perubahan iklim terhadap Sumber Daya Air
Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran air sungai dan kelestarian air di daerah sub polar serta daerah tropis basah diperkirakan akan meningkat sebanyak 10-40%. Sementara di daerah subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerah-daerah yang sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya.
e.        Dampak Perubahan iklim terhadap Kesehatan
Frekuensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah akan meningkat. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan.
f.          Dampak Perubahan iklim terhadap Sektor Lingkungan
Dengan lingkungan yang rusak, alam akan lebih rapuh terhadap perubahan iklim. Apabila terjadi curah hujan yang cukup tinggi akan berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

4.        Solusi Perubahan Iklim


     Mengingat perubahan iklim sangat besar dampaknya bagi kehidupan manusia dan bumi, maka kita harus mengadakan solusi untuk mengatasinya. Ada beberapa solusi yang dapat kita lakukan, diantaranya:
a.        Melakukan perbaikan dari sektor kehutanan. Seperti mengadakan reboisasi, menanamkan prinsip tebang pilih dan tebang tanam pada generasi penerus, juga terhadap pihak-pihak yang bersentuhan langsung dengan hutan.
b.        Menyediakan dan mengembangkan energi alternatif yang ramah lingkungan. Seperti mengganti bahan bakar kendaraan dengan bahan bio seperti dari bahan biji-bijian atau minyak lobak. Kita juga arus menghemat bahan bakar tersebut dengan mematikan mesin kendaraan apabila berhenti lebih dari 2 menit. Selain itu kita juga dapat mengganti lampu di rumah, dikantor dan tempat lainnya dengan lampu hemat energi, dan mematikan lampu pada malam hari.
c.         Produksi daging membutuhkan air, biji-bijian, tanah, dan lainnya dalam jumlah besar termasuk hormon dan antibiotik, serta menyebabkan polusi tanah, udara, dan air. Untuk menghasilkan satu pon daging sapi membutuhkan sekitar 12.000 galon air, bandingkan dengan 60 galon air untuk satu pon kentang. Jika Anda seorang pemakan daging, untuk pemula, cobalah tidak makan daging sekali dalam seminggu. Menjadi vegetarian atau vegan merupakan pilihan yang sangat berarti bagi lingkungan.
d.       Perlakuan terhadap sampah adalah dengan jalan mendaur ulangnya. Membakar sampah sama artinya dengan memindahlan sampah tersebut ke udara. 

5.        Undang-Undang Perubahan Iklim
Negosiasi skala Internasional mengenai penanganan perubahan iklim yang melibatkan ratusan Negara didunia baru saja berakhir di Durban, Afrika Selatan (28 November – 11 Desember 2011). Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki peranan penting dalam negosiasi penanganan perubahan iklim global. Presiden SBY pernah mengatakan upaya penanganan perubahan iklim merupakan agenda nasional bukan hanya agenda dunia. Walaupun masih banyak kekurangan, Presiden SBY dapat dikatakan merupakan Presiden Indonesia yang paling sadar mengenai pentingnya penanganan masalah perubahan iklim.
Selama masa pemerintahannya telah keluar sejumlah produk hukum yang mendukung upaya mitigasi (pengurangan) dan adaptasi (penyesuaian) perubahan iklim di Indonesia. Hal ini tidak terjadi dalam pemerintahan Presiden sebelumnya. Hanya pada masa pemerintahan Presiden Soeharto terdapat produk hokum mengenai perubahan iklim, yaitu ketika Indonesia mengesahkan Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim 1992 (UNFCCC) melalui undang-undang pada tahun 1994 (UU 6/1994). Terdapat beberapa hal yang perlu dicatat dalam agenda penanganan perubahan iklim di Indonesia pada masa pemerintahan SBY  antara lain :
1.    Presiden SBY telah membentuk DNPI (Parpres 46/2008) yang bertugas sebagai coordinator pelaksana dari penanganan perubahan iklim di Indonesia serta sebagai pihak yang bertugas untuk memperkuat posisi tawar Indonesia di forum Internasional mengenai perubahan iklim.
2.    Indonesia telah meratifikasi Protokol Kyoto pada tahun 2004 dan memiliki undang-undang mengenai pengesahan Protokol Kyoto (UU 17/2004).
3.    Sejumlah kegiatan mitigasi perubahan iklim yang berasal dari Protokol Kyoto maupun diluar Protokol Kyoto telah diakomodir dengan sejumlah produk hokum nasional.
4.    Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB) yang lahir dari Protokol Kyoto telah diatur dengan keputusan menteri (Kepmen LH 206/2005).

6. Peran Ilmu Iklim
  • Iklim tidak mudah berubah , cuaca berfluktuatif , sehingga dapat memprediksi untuk mempersiapkan badai atau kondisi cuaca yang berubah. 
  • Daerah subtropika umumnya cuacanya dapat berubah sangat fluktuatif sehingga sangat menentukan sukses atau gagal di waktu panen 
  • Kapasitas produksi dalam pertanian dapat ditentukan dari memprediksi dan menganalisis observasi dari iklim , sedangkan kuantitas gagal dan berhasilnya sangat dipengaruhi oleh cuaca



DAFTAR PUSTAKA

Departemen Geofisika dan Meteorologi, 2014, Ruang Lingkup Cuaca dan Iklim, Jakarta:Institut Pertanian Bogor




Comments

Popular posts from this blog

ANALISIS RANTAI PASOK ( SUPPLY CHAIN MANAGEMENT) beserta Contoh soal dan jawaban UAS UTS

KEWIRAUSAHAAN PART 7

KEWIRAUSAHAAN PART 6